Review Episode kedua kehidupanku. Tak ada pemeran pengganti...!!

06 September 2009
Iya....
Sekedar mengingatkan lagi, beberapa juta (huruf) postingan sebelumnya saya mengatakan kalao episode pertama kehidupanku itu adalah masa dimana saya masih dikampung...!!!
Dan episode keduanya adalah masa selama saya di Surabaya. Dan ratusan (kata-kata) postingan yang udah saya buat sebelumnya, sedikit banyak sudah cukup menggambarkan bagaimana saya di Surabaya. Meski masih banyak hal-hal berharga lainnya yang belum bisa saya posting. Mungkin bakal saya singgung-singgung seiring berlanjutnya episode kehidupan saya... Caih....

Di Surabaya (tercinta) inilah saya mendapatkan banyak pelajaran berharga tentang hidup...


  • Kesederhanaan dari Inangtua saya. Udah pernah saya singgung kan... :D. Kejujuran... Hihihihih...
  • Kerja keras dari Amang tua. Ketelatenan, bagaimana mengecat pagar itu tapi gak boleh sedikitpun ada cat yang tumpah. Seringkali saya gagal... Jiwa Sosial, saya gak habis pikir kenapa Amangtua dan Inangtua saya rela membiayai hidup dan sekolah saya selama di Surabaya, Malang, dan seterusnya. Karena saya keluarganya juga? Ok... Tapi masih banyak kok orang lain yang menjadi bukti hidup untuk itu.... Ini jadi sebuah niat yang ingin saya lakukan di masa depan saya nanti. Membantu orang-orang yang memang butuh bantuan dan mau dibantu. Dan banyak pelajaran berharga lainnya....
Dan atas semua pelajaran itu, saya belum bisa dibilang berhasil, masih harus banyak belajar dan harus terus-menerus belajar...

Dan bagi saya yang membagi hidupnya itu sebagai sebuah episode, setelah selesai sebuah episode, itu artinya bakal berlanjut ke episode berikutnya.

Mirip sama sandiwaralah (jangan sinetoron ya..!), ada sutradara, ada pemeran utama, ada pemeran pembantu, ada penulis cerita dan lain-lain....

Penulis cerita: Sejak dari kandungan saya yakin kalo hidup saya itu sudah ada yang menuliskan... Mungkin Sang Penulis Cerita berkata begini, "Akh, bikin cerita hidup seperti ini ah.... Pemerannya Saya titipkan untuk dibentuk di keluarga si Anu, nanti dia bakal begini, begitu, dan seterusnya...!"

Sutradara: Iya donk...! Hanya saja mungkin sutradara yang mengarahkan tidak hanya seorang saja. Ada arahan dari orangtua, inangtua, tulang, nantulang, namboru, amangboru, lae, ito, dan orang lain, atau bahkan Sang Penulis Cerita itu sendiri akan turun tangan untuk memberikan arahan agar cerita yang dibuatnya sukses.... Dan tentunya Sang Sutradara akan memberikan kebebasan improvisasi kepada Pemeran Utama, namun bila tak sesuai dan bila tak membuat cerita menjadi bagus, Sang Sutradara juga berhak membetulkan, memperingati, dll. Baik dengan cara halus, lembut, menyenangkan maupun menyakitkan... :D

Pemeran Utama: Saya. Iya bagi saya kita itu adalah pemeran utama untuk hidup kita itu sendiri. Saya sudah mendapat cerita yang harus saya perankan sebaik mungkin. Sang Sutradara Hidup memberikan arahan, Sang Penulis Cerita mengamati sambil sesekali memberikan arahan tentang maksud yang ingin disampaikan lewat cerita itu...

Pemeran Tambahan: Ya... pemeran utama itu tak akan bisa bercerita tanpa adanya pemeran tambahan, bisa itu orang tua, orang dekat, orang yang tidak kita kenal dan hanya kita temui sebentar saja dalam crita kehidupan kita, dan bisa juga teman, teman dekat, pacar (baik yang gagal jadi pasangan kita maupun yang jadi pasangan kita...). Selain jadi pemeran utama daam hidup kita, kita juga pasti menempati Pemeran Pengganti di Cerita Kehidupan orang lain... Pasti itu...

Tokoh Antagonis: tak bisa dipungkiri, manusia tak bisa menyenangkan hati semua orang, tentu bakal ada yang berada dipihak oposisi kita....

Penulis Skenario: Nanti begini begitu begini begitu.... kita bisa patuh, bisa menolak... dan tentunya ada konsekuensi yang mengikutinya....

Thema, Latar atau setting cerita, Waktu, Tempat, Peralatan, Situasi Ekonomi, Politik, Sosial, Budaya, Hankam..dan lain-lainnya  (halah) turut juga berperan dalam cerita hidup ini. Baik banyak maupun sedikit....

Stuntman (pemeran pengganti)?: Bisa saja kita menggunakan Pemeran Pengganti untuk menjalankan cerita yang seharusnya kita yang menjalaninya. Dan ada konsekuensi untuk itu....

Episode: Yah, hidup itu bukan film lepas... -difilmkan dan dilepas begitu saja- Cerita bakal berlanjut jika episode sebelumnya sudah selesai... Dan usahakan nilai di episode sebelumnya itu baik....


Dan....
Saya -Pemeran Utama Cerita Kehidupan Saya- sudah mengakhiri episode kedua dalam kehidupan saya. Episode Surabaya.....

Sampai bertemu kembali ke episode selanjutnya....
Episode yang akan berlanjut sambil sesekali flashback ke episode sebelumnya....



25 comments:

vika valianty said...

aku tunggu yaa episode slanjutnyaa.. :)

Cyntia said...

keren kak postingannya.. menyadarkan Tia bahwa kita memeliki banyak peran... uhmm jadi nga sabar nunggu episode berikutnya nih :)

jonli... said...

wah....continue ya...si tunggu deh...

violet said...

kok ga ada link n avatarnya yah. wkwkkw.... perasaan kemarin bisa deh. tess

violet said...

tumben nih postingannya serius. kali ini pake gaya sinetron yah..komplit. yup..bagus..bagus, ngebuat aku berpikir ternyata kamu tuh bisa juga serius. wkwkwkwkkw...
baydewei, pesan moral di postingan x ini ngebuat aku jadi merenungi semuanya yang terjadi dalam hidupku. ceilehhh..bahasamu violet. ahahahaha.... mantap lah. LANJUTKAN!!! wkwkwkwkw. Tapi yang kubingungkan kalimat yang ini

Stuntman (pemeran pengganti)?: Bisa saja kita menggunakan Pemeran Pengganti untuk menjalankan cerita yang seharusnya kita yang menjalaninya. Dan ada konsekuensi untuk itu....

peer mu yah. jelaskan maksudnya sama aku. ga ngerti aku.. ^_^

bandit pangaratto said...

Sip...
Hehehe...

bandit pangaratto said...

Tenang saja... nanti bakal saya posting... :D

bandit pangaratto said...

Selamat menunggu KAwan...
:D

bandit pangaratto said...

Log in dulu akonmu...

;D

bandit pangaratto said...

Iyalah bisa serius ito.. lha wong saya dibuat dengan serius oleh kedua orangtua saya... hehehehe
Senanglah bisa membuatmu merenungi semua yg terjadi dalam hidupmu.... Hahahahahah....


Stutmen eh stuntman: Itu maksudnya begini, jika misalnya kita mau memerankan peran berbahaya, dan kita menggunakan stuntman, yang berkembang dalam memerankan peran itu adalah stuntmannya, bukan kita ito... Kalo menjalankan peran yang gampang-gampang aja, konsekuensinya kita gak bakal berkembang, dan jika misalnya saat menghadap Sang Penulis Cerita, kita ditanya.. "Bagaimana, sudahkah kau memerankan peran yang kuberikan dengan baik?.." Bagaimana rasa Sang Penulis Cerita mengetahui ternyata kita lari dari peran itu, dengan menyerahkannya pada orang lain, kepada stuntman... :D

vie_three said...

repot kalau udah make episode2 ntu, pasti akan terus bersambung kayak sinetron.... hehehehehe

bandit said...

That's why I said: Hidup itu bersambung Kawan... hehehhe

gogo caroselle said...

seneng kalo ketemu kacang tak lupa kulit....
mau kemana selalu dibawa pesan dari yang dituakan...
bandit hatinya masi sangat indonesia yang baik yah... :)

violet said...

jadi klo makananku ga habis, harusnya aku menghabiskan. tapi orang lain kusuruh habiskan makananku, berarti aku ga berkembang yah. hehehhe...... (* just kidding)

iya2..aku ngerti maksudnya gimana. thanks buat penjelasannya

violet said...

jadi klo makananku ga habis, harusnya aku menghabiskan. tapi orang lain kusuruh habiskan makananku, berarti aku ga berkembang yah. hehehhe...... (* just kidding)

iya2..aku ngerti maksudnya gimana. thanks buat penjelasannya

bandit said...

Ah... mbaknya terlalu memuji....
(Jadi malu)...


Saya bisa merantau dan bertahan sampai sekarang tak lepas dari nasihat yang dituakan Kawan, pesannya itu sudah jadi harta berharga saya dan sudah jadi identitas saya...
:D

bandit said...

hehehe... contohmu sederhana dan pas sekali...
Ya iyalah gak berkembang, malahan jadi kempes nanti..

heheheh

pisss...

http://sanursukur.blogspot.com/ said...

bagus sekali pemaparannya.....

klo saya ga pernah merantau atau mungkin belum saja....tapi penatauan yang saya lihat dalam didi teman teman dekat mendidik seseorang bersikap lebih tegar menghadapi hidup dan deasa menyikapi berbagai permahsalahan

bandit said...

Hehehe... sebagian besar memang begitu, jauh dari orangtua mendidik kita mau tidak mau, terpaksa atau tidak, untuk jadi mandiri, dewasa dll... Pertaruhannya hidup atau melarat jeh...


Tapi ada juga yg merantau itu malah rusak...
Ada

violet said...

ahaha..aku datang lagi....pinter kan aku buat contoh sederhananya. hehe. eh, memangnya kamu bisa nari dangdut apah? ngasih opsi kok yang bisa nari dangdut. maaf sudah membuat rusuh dan out of topic posting. wekwekwekwek..... *kabur ahhhh

bandit said...

hahahahah.... ditanyakan disini..

Kok saya yg bisa nari dangdutnya?
Ya anginnya itu, angin yg baru itu...
Klo km tanya saya bisa nari dangdut atau gak, saya jawab gini ajah: Di fesbok, saya pernah mengalami episode dangdut dalam hidup saya, kopi dangdutlah, tadi pagi membaca mantra berirama dangdutlah.. dsb... ada yg mau nge add? akwkakwakwkakwka
heheheheh

violet said...

hah....mancing2 ngeadd facebook mulu nih dari kemarin, wekwekwek.... ndak mau ah, terbongkar penyamaran. hadoh status mu itulah, bawa-bawa dangdut. untung tak ku add, bisa2 sakit mataku lihat2 status dangdut itu. huahahaa.....puasnya, hasratku meledek orang tersalurkan di sini. hahaha

bandit said...

hahahahah....
Nanti juga bakal ketauan...
jempek do pat ni rahasia.... hahahahah

fesbok, blog, gtalk dll... sebagian besar saya fungsikan untuk membuat orang tertawa, senyum dst... hahahahah

klo ledek-ledekan sama saya mah, silahkan saja... hahahahah

Siap"lah awak dulu...
:D

Unknown said...

jd pgn mkn mie gomak
itu khas nya medan ato mana ??

bandit™perantau said...

khas medan..


komennya mbaknya nyasar kesini ya?
ihihihih