Dan, setelah semua kegiatan saya dikampung itu seperti yang saya ceritakan di postingan-postingan saya, termasuk satu draft perjalanan (cinta) saya ke Siantar menemui Pariban saya dengan bis AKDP (Aku Kejar Dikau Pariban...!)"(knapa di draft?.. Ada doh... heheheh), akhirnya saya harus kembali ke Maumere. Niat hati sih pingin lama-lama di kampung, tapi apa daya, cuti sudah habis sehabis-habisnya. Iya, saya harus kembali ke Maumere, dan kakak saya ke Banjarmasin. Di rumah diadakan Doa bersama dulu.
Kedua orangtua saya, saya dan kakak saya berangkat ke Medan. Ke rumah Tulang. Menginap semalam disana dan besoknya harus berangkat. Dan sore hari saya sempatkan bertemu dengan seseorang. Pariban. Ada "bisnis" yang harus dibicarakan... Demi masa depan..! Hahahaha
Singkat cerita, kami sampai di Bandara Polonia, bertemu dengan Tulang yang bekerja disana. Check in, dan kedua orangtua saya bisa ikut masuk sampai ke ruang tunggu. Terimakasih Tulang ya...! Heheheh...
Wajah ayah saya biasa-biasa saja. Ibu saya sepertinya agak gimana gituu...! Saya duduk disamping Ibu saya. Memegang tangannya.
"Mak, sedikit berbeda dengan dulu ya..!" ucapku. "Itu Mak, anakmu bakal naik pesawat itu...!"
"He eh..!" sepertinya ada yang mengganjal entah apa di hati beliau..!
"Kenapa mak..? Belum puas..?" selidikku...
"Sudah Amang, semua yang saya rencanakan di kepulanganmu kali ini sudah terlaksana...!"
"Baiklah kalo begitu...!"
Panggilan bagi kamipun datang...
"Nah itu Mak, kami sudah di panggil..!"
Saya menelepon Tulang, mengabarkan bahwa kami sudah harus masuk pesawat.
"Mak, kami berangkat ya...!" kakak saya menyalami Ibu saya, dan meninggalkannya. Kayaknya tak tahan bakal meninggalkan Ibu kami.
Saya memeluk ibu saya...
Dan, dia mengeluarkan saputangan dari tas nya...
Bah...
Airmatanya keluar..
"Lho... lhoo macam mana Mama ini, sudah puaspun masih menangis...!" goda saya. Wanita sebaya saya yang duduk dibelakang tempat duduk kami diruang tunggu itu malah senyum-senyum melihats aya.
"Iya Amang, Ibu senangnya... Gak menyangka kalian bakal seperti ini. bangga Ibu Nak...!" saya masih memeluk Beliau. Dan wanita yang ketangkap basah men-senyumi kami itu pura-pura mengutak-atik hapenya...
"Iya Mak, makanya jangan terlalu cape ke sawah, jaga kesehatan. Nanti pasti ada kesempatan Ayah sama Mama naik pesawat...!"
"Hiksss hiksss....!" masih saja menangis. Saya mengusap air mata Ibu saya...
"Heee... Mama ini...!"
"Iya Amang, berangkatlah... Mama baik-baik saja...!"
Saya menunggu sampai antrian penumpang berkurang. Wanita yang men-senyumi kami itu memandang saya tersenyum. Dipandangnya mataku, kupandang baliklah matanya.
Antrian semakin berkurang. Saya memeluk ibu saya untuk terakhir kalinya di episode pulang kampung saya kali itu.
"Baiklah Mak ya... jaga kesehatan selalu. Aku berangkat...!"
"Maumere jauh sekali Amang ya...!" Aduhhh Mak.... jangan begitu... "hiksss hiksss...!"
"Lha, berkat Tuhan sudah di taruh disana, jadi ya anakmu ini harus kesana mengambilnya...!" sahutku...
"Iya Amang... " mengusap air matanya. Masih saja menangis... "Hiksss hiksss...!" Wanita yang disana menutupi bibirnya yang menyimpan senyum-senyum itu... Aihhh...!
Dalam imajinasi saya.. ada alunan lagu batak yang liriknya berintikan memberangkatkan para perantau. Biar sukses di perantauan, dan juga nasehat biar mendekatkan diri kepada Tuhan... jangan kepada wanita saja...! Heheheheh...
Saya menoleh ke belakang. wanita tadi masih memandangi saya. Saat kupandang dia, dipalingkannya pandangannya ke Ibu saya. Kupandang Ibu saya, di pandang wanita itu saya. Kupandang wanita itu, dipandangnya ibu saya...
Seperti yang dulu. Saya kembali ke dunia perantauan saya. Berangkat. Membawa doa-doa orangtua, keluarga, saudara, sanak family, sekaligus membawa tanggungjawab yang dibebankan ke pundak saya.
Singkat cerita, kami sampai di Bandara Polonia, bertemu dengan Tulang yang bekerja disana. Check in, dan kedua orangtua saya bisa ikut masuk sampai ke ruang tunggu. Terimakasih Tulang ya...! Heheheh...
Wajah ayah saya biasa-biasa saja. Ibu saya sepertinya agak gimana gituu...! Saya duduk disamping Ibu saya. Memegang tangannya.
"Mak, sedikit berbeda dengan dulu ya..!" ucapku. "Itu Mak, anakmu bakal naik pesawat itu...!"
"He eh..!" sepertinya ada yang mengganjal entah apa di hati beliau..!
"Kenapa mak..? Belum puas..?" selidikku...
"Sudah Amang, semua yang saya rencanakan di kepulanganmu kali ini sudah terlaksana...!"
"Baiklah kalo begitu...!"
Panggilan bagi kamipun datang...
"Nah itu Mak, kami sudah di panggil..!"
Saya menelepon Tulang, mengabarkan bahwa kami sudah harus masuk pesawat.
"Mak, kami berangkat ya...!" kakak saya menyalami Ibu saya, dan meninggalkannya. Kayaknya tak tahan bakal meninggalkan Ibu kami.
Saya memeluk ibu saya...
Dan, dia mengeluarkan saputangan dari tas nya...
Bah...
Airmatanya keluar..
"Lho... lhoo macam mana Mama ini, sudah puaspun masih menangis...!" goda saya. Wanita sebaya saya yang duduk dibelakang tempat duduk kami diruang tunggu itu malah senyum-senyum melihats aya.
"Iya Amang, Ibu senangnya... Gak menyangka kalian bakal seperti ini. bangga Ibu Nak...!" saya masih memeluk Beliau. Dan wanita yang ketangkap basah men-senyumi kami itu pura-pura mengutak-atik hapenya...
"Iya Mak, makanya jangan terlalu cape ke sawah, jaga kesehatan. Nanti pasti ada kesempatan Ayah sama Mama naik pesawat...!"
"Hiksss hiksss....!" masih saja menangis. Saya mengusap air mata Ibu saya...
"Heee... Mama ini...!"
"Iya Amang, berangkatlah... Mama baik-baik saja...!"
Saya menunggu sampai antrian penumpang berkurang. Wanita yang men-senyumi kami itu memandang saya tersenyum. Dipandangnya mataku, kupandang baliklah matanya.
Antrian semakin berkurang. Saya memeluk ibu saya untuk terakhir kalinya di episode pulang kampung saya kali itu.
"Baiklah Mak ya... jaga kesehatan selalu. Aku berangkat...!"
"Maumere jauh sekali Amang ya...!" Aduhhh Mak.... jangan begitu... "hiksss hiksss...!"
"Lha, berkat Tuhan sudah di taruh disana, jadi ya anakmu ini harus kesana mengambilnya...!" sahutku...
"Iya Amang... " mengusap air matanya. Masih saja menangis... "Hiksss hiksss...!" Wanita yang disana menutupi bibirnya yang menyimpan senyum-senyum itu... Aihhh...!
Dalam imajinasi saya.. ada alunan lagu batak yang liriknya berintikan memberangkatkan para perantau. Biar sukses di perantauan, dan juga nasehat biar mendekatkan diri kepada Tuhan... jangan kepada wanita saja...! Heheheheh...
Saya menoleh ke belakang. wanita tadi masih memandangi saya. Saat kupandang dia, dipalingkannya pandangannya ke Ibu saya. Kupandang Ibu saya, di pandang wanita itu saya. Kupandang wanita itu, dipandangnya ibu saya...
Seperti yang dulu. Saya kembali ke dunia perantauan saya. Berangkat. Membawa doa-doa orangtua, keluarga, saudara, sanak family, sekaligus membawa tanggungjawab yang dibebankan ke pundak saya.
Pergi. Berangkat. Harapan, Doa. Semangat. Hasrat. Cinta. Jiwa. Airmata. Kebahagiaan. Perjalanan. Merantau. Perantauan. Tanggungjawab. Pilihan. Ulah-ulah lucu. Kembali. Senyum. Tawa. Ceria. Makanan enak. Nasehat. Sawah. Ladang. Kebun. Keluarga. Teman. Saudara. Kekasih. Kebersamaan. Pelukan. Cium. Janji. Tatapan Mata. Jarak. waktu. Cobaan. Tantangan. Ketulusan. Keberadaan. Dan masih banyak lagi... silih berganti seolah-olah dipertontonkan diwajah saya. Pelan-pelan. Semakin cepat. dan semakin cepat. Bercampur semua. Menyatu dengan tubuh ini.
Langkah terayun...
Senyum tersungging...
Tangan menggenggam...
Mata berbinar..
Hidung kembang-kempis..
Pipi memerah terkena panas...
Otot-otot bergerak..
Tulang-tulang berpacu..
Jantung berdegup...
Jiwa bergelora...
Aku kembali lagi ke perantauanku dengan semangat...!
Kembali ke Maumere..!
(tetap) dengan obsesi teguh ingin ke Jayapura...!
Senyum tersungging...
Tangan menggenggam...
Mata berbinar..
Hidung kembang-kempis..
Pipi memerah terkena panas...
Otot-otot bergerak..
Tulang-tulang berpacu..
Jantung berdegup...
Jiwa bergelora...
Aku kembali lagi ke perantauanku dengan semangat...!
Kembali ke Maumere..!
(tetap) dengan obsesi teguh ingin ke Jayapura...!
31 comments:
Pantesan jarang nyamper kesini, ternyata aku belum follow si bandit toh.... tapi dah barusan.... mau ke jayapura???? ikuuuuuuuuuuut.... kangen banget sama jayapura...
ada satu yang aku herat..
kenapa dirimu selalu menyebut mamakmu dengan banyak sebutan : ibu, mama, mamak dalam satu kali postingan? atau memang orang yang berbeda?
Nineta: sudah pernah? saya belum lho... hahaha
Hesty: orang yang sama kOk... sebenarnya saya tidak memanggil Ibus aya dgn salah satupun sebutan dalam postingan itu... saya selalu memanggil beliau dgn bahasa batak.. "Uma..!" untuk ketidaksamaan sebutan itu, ada kalanya Uma itu lebih tepat diterjemahkan dgn Ibu, Ma, Mak, Mama... heheheh
arooonnn...!!!
tulisanmu mengharukan sekali...
saya susah payah nahan airmata nih, udah kayak mamamu saja aku ini... huhuuu...
cerita yang menyedihkan
aku jadi terharu
kapan2 ikut donkkk ke Maumere
hehe
:)
Isna: hai mama isna... hahahah
Sewa: menyedihkan? I'm sure not ...
Rusa: Sippp.. BDD, Bayar Duitmu Dulu ya.. hahaha
hehehe.....
Ikut terharu, smoga harapan bawa orangtua keMaumere tercapai 'y...
hai amang aron... hihihii...
oiya, kelupaan...
ku suka tulisan kamu yg ditebelin itu... more than words can say deh... hehhee...
Kapan ya gw bisa traveling???
kapan??
Bang,ajak ajak dong...
semoga masih diberikan waktu untuk bertemu lagi :)
Moris: heee? jangan ke Maumerelah, kasian, kejauhan... ke jakarta saja kayaknya... heheheh
Isna: kwkwkwkwwk.... lucu lucu..! Tulisan yg ditebelin ygmana? diatas ada, dibawah juga... :P pisss
Seiri: Ayo Seiri..! *dah saya ajak kan..? :D
Henny: amin main main.... amin amin amin...!
hhmmmmmm kapan ya
hahahaa... iya yah, saya ga ingat kalau yg di atas juga di tebelin... dibesarin pula... hiihii...
itu tuh, penutupnya...
sederhana tp penuh makna... :)
hah? apa? cuma senyum-senyum aja ama paribanmu itu? ah tak percaya aku. kya nya ada yang disembunyikan dan tak dipublikasikan di blog ini.
tak ada kata like "aku akan merindukanmu" or "jaga hatiku baik2" or "aku sayang kamu" ?
hahha.. tak usah malu menceritakannya. :P
kaburrrr ahhhh... hahahhahahah...
hohohoho...lagi melankolis tuuuhh mamakmu :) ayooo...bikin mamakmu bangga dengan dirimu :D
manah poto paribanmu? :p
Iya... sedih bangat kalo ada perpisahan. Tapi tenang aj Bang bandit....
Dirimu khan pergi u/ kembali di tanah batak lagi...
Cheers up
Jangan sedih gitu dounk, Aron. tetap semangat ya!
Semoga masih ada kesempatan untuk balik, berkumpul dan bersama lagi.
SEMANGAT !
Jadi cedih bacanya...hiks...hiks...hikssss...
Ku turut merasakan apa yg ada di hatimu saat harus pergi untuk melanjutkan kegiatan seperti sebelumnya....
journey oh journey...
hmmm...
ada award untuk sang pengelana,
silahkan ditengok :)
haduh bacanya jadi terharuuu,,, *ambil tissue*
dikau cocok deh jadi penulis, bisa menggerakkan perasaan orang. soo touching when I read it T^T
siap2 maumere,
bandit kembaliii.... :)
Mantab bro...
Ingat, restu ibu adalah yg pertama, kalo bapak yg kedua...
Biasanya urusan dimudahkan kalo udah dapat yg 2 ini...
Omiyan: apany Om?
Isna: hehehe...
Violet: Bah,... itu bukan paribanku.. cuma salahs atu penumpang pesawat yang (sayangnya) tidak duduk di dekats aya... mwahahahahahahah, tidak ada yng ditutup-tutupi.. hanya saja tak semua diceritakan... hahahahah
merry: I'm working on it...
Quinie: hahahah... dari kemaren" request tuh foto pariban saya... kaga mau akh... hihihihihih
Friska: yap.. i'll be back... sooner or later...
Gek: heee? daku kan tidak sedih Gek... (ngusap-ngusap mata pake tisu)...
Pandu: Aminn.. aminn aminnn...
Osi: I'm sure i'm better this time... heheheh
mino: makasih Min... terimakasih banyak...!
Dita: haaa? kok terharu?... (nyodorin tissue)....
Kucing: hahahaha.. I'm working on it too Kawan... heheheh
Gogo: I'm on fire Kawan...
Riki: sipp.... :D
ei,. dulu saya tinggal di fakfak. sesadar saya sih lama banget, tapi seitungan ortu ternyata 10 tahun. Di fakfak. Seingatku si gak pernah ke jayapura, tapi kata foto dulu saya tinggal di jayapura :lol: hhe,..
green: hahahah...
How do you cope with the emotions of saying goodbye to someone dear to you, and what strategies do you use to make the farewell process easier?
Post a Comment