Seringkali kita sangat senang menerima sesuatu yang baik. Apalagi itu adalah yang pertama. Entah itu hape pertama, anak pertama, gaji pertama dan lain-lain... Saya juga termasuk orang yang sering senang saat mengalami hal-hal pertama dalam hidup saya. Pertama kali masuk sekolah (SD, SMP atau SMA), pertama kali masuk kuliah, pertama kali pacaran, pertama kali memasukkan bola ke ring basket dan lain sebagainya...
Mungkin jarang orang yang mengalami seperti yang saya alami ini. Saya pernah sangat senang punya kaos hitam untuk pertama kalinya.
Jadi, ceritanya saya pernah mengalami masa-masa dalam hidup saya yang pada saat itu sama sekali tidak memiliki sebijipun kaos hitam. Paling kaos warna lain tapi benang jahitnya warna hitam. Padahal mayoritas orang pasti punya kaos hitam setidaknya barang sebiji. Masa-masa ini terjadi ketika saya masih sekitar SMP yang tentunya (saat itu) belumlah jadi manusia yang mampu membeli baju sendiri. Apalagi membuat baju sendiri...
Saya bukan tipe manusia yang selalu fokus pada apa yang tidak saya miliki hingga tidak mensyukuri apa yang sudah saya miliki. Hanya saja, saat saya menyadari saya tidak punya kaos hitam, saya jadi ingin punya. Itu saja. Saking inginnya memiliki sebuah kaos hitam, saya bahkan sampai berdoa supaya dibelikan kaos hitam sama Inangtua (Budhe, kata orang Jawa). Kenapa harus berdoa? Kenapa tidak bilang saja supaya dibelikan kaos hitam? Entah kenapa saat itu tidak tepat meminta sesuatu (apalgi kaos, murah) hanya karena ingin punya...
Tapi itulah. Pada akhirnya saya dapat pelajaran berharga, "Bahwa Tuhan, selalu memperhatikan dan hadir dalam kehidupan kita..!" Termasuk keinginan-keinginan kita. Sekalipun itu hal yang sangat kecil. Saya pribadi menyadari kehadiran Tuhan dalam hidup saya tidak melulu karena mengalami hal-hal besar seperti sembuh dari sakit parah, dapat kerjaan bagus, lulus dengan nilai bagus dan lain sebagainya. Saya juga merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupan saya lewat hal-hal kecil. Yang kadang saking kecilnya, hanya saya saja yang memahami betapa besarnya hal tersebut.
Tak lama berselang. Sayapun dapat satu kaos hitam. Dan anda tahu darimana?
Inangtua saya baru pulang dari Borobudur bersama anak-anak didiknya yang sedang mengikuti study tour. Dan kami kebagian oleh-oleh kaos bergambar dan bertuliskan Borobudur. Saya kebagian yang warna hitam saudara-saudara...! Ini pertama kalinya saya berdoa mengucap syukur karena mendapatkan sebuah kaos... SATU
Dan tak berhenti sampai di situ, ada teman yang memberi saya kaos Kappa warna hitam juga. DUA
Di jamannya AFI yang pertama. Kakak saya membeli sebuah tabloid yang ada poster Adi Nugroho nya, host AFI pada saat itu. Kaosnya bercorak macam koran gitu. Dan saya juga jadi ingin punya. Dan tidak berapa lama, seorang Tulang, yang biasa kami panggil Tulang Udut, membawakan saya kaos bercorak koran-koran (dan saya gak pernah minta dan gak pernah bilang pingin punya kaos kek gitu lho sama beliau), dan warnanya hitam. TIGA..!
Mungkin bagi orang lain ini adalah hal-hal kecil yang tidak, hmmm, tidak layak untuk dijadikan acuan bahwa Tuhan hadir dalam hidup kita. Tapi sekecil apapun itu, biarlah ucapan syukur saya yang membuatnya jadi besar...! :)
Kaos hitam mampu membuat saya mensyukuri hidup. Kamu gimana?
Mungkin jarang orang yang mengalami seperti yang saya alami ini. Saya pernah sangat senang punya kaos hitam untuk pertama kalinya.
Jadi, ceritanya saya pernah mengalami masa-masa dalam hidup saya yang pada saat itu sama sekali tidak memiliki sebijipun kaos hitam. Paling kaos warna lain tapi benang jahitnya warna hitam. Padahal mayoritas orang pasti punya kaos hitam setidaknya barang sebiji. Masa-masa ini terjadi ketika saya masih sekitar SMP yang tentunya (saat itu) belumlah jadi manusia yang mampu membeli baju sendiri. Apalagi membuat baju sendiri...
Saya bukan tipe manusia yang selalu fokus pada apa yang tidak saya miliki hingga tidak mensyukuri apa yang sudah saya miliki. Hanya saja, saat saya menyadari saya tidak punya kaos hitam, saya jadi ingin punya. Itu saja. Saking inginnya memiliki sebuah kaos hitam, saya bahkan sampai berdoa supaya dibelikan kaos hitam sama Inangtua (Budhe, kata orang Jawa). Kenapa harus berdoa? Kenapa tidak bilang saja supaya dibelikan kaos hitam? Entah kenapa saat itu tidak tepat meminta sesuatu (apalgi kaos, murah) hanya karena ingin punya...
Tapi itulah. Pada akhirnya saya dapat pelajaran berharga, "Bahwa Tuhan, selalu memperhatikan dan hadir dalam kehidupan kita..!" Termasuk keinginan-keinginan kita. Sekalipun itu hal yang sangat kecil. Saya pribadi menyadari kehadiran Tuhan dalam hidup saya tidak melulu karena mengalami hal-hal besar seperti sembuh dari sakit parah, dapat kerjaan bagus, lulus dengan nilai bagus dan lain sebagainya. Saya juga merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupan saya lewat hal-hal kecil. Yang kadang saking kecilnya, hanya saya saja yang memahami betapa besarnya hal tersebut.
Tak lama berselang. Sayapun dapat satu kaos hitam. Dan anda tahu darimana?
Inangtua saya baru pulang dari Borobudur bersama anak-anak didiknya yang sedang mengikuti study tour. Dan kami kebagian oleh-oleh kaos bergambar dan bertuliskan Borobudur. Saya kebagian yang warna hitam saudara-saudara...! Ini pertama kalinya saya berdoa mengucap syukur karena mendapatkan sebuah kaos... SATU
Dan tak berhenti sampai di situ, ada teman yang memberi saya kaos Kappa warna hitam juga. DUA
Di jamannya AFI yang pertama. Kakak saya membeli sebuah tabloid yang ada poster Adi Nugroho nya, host AFI pada saat itu. Kaosnya bercorak macam koran gitu. Dan saya juga jadi ingin punya. Dan tidak berapa lama, seorang Tulang, yang biasa kami panggil Tulang Udut, membawakan saya kaos bercorak koran-koran (dan saya gak pernah minta dan gak pernah bilang pingin punya kaos kek gitu lho sama beliau), dan warnanya hitam. TIGA..!
Mungkin bagi orang lain ini adalah hal-hal kecil yang tidak, hmmm, tidak layak untuk dijadikan acuan bahwa Tuhan hadir dalam hidup kita. Tapi sekecil apapun itu, biarlah ucapan syukur saya yang membuatnya jadi besar...! :)
Kaos hitam mampu membuat saya mensyukuri hidup. Kamu gimana?