Hmm...
Dan sebenarnya saya tak mau promosi Roxy, niat saya hanya promosi Maumere. Namun berhubung ada kejadian konyol disana, dikombinasikan ternyata saya tidak tahan untuk mempostingnya, maka jadilah postingan dongdong ini.
Here we go....
Jrenggg jreeenggg jreeengggg.....
Hari itu, sore-sore, saya dan beberapa kawan saya berbelanja ke Roxy swalayan itu, kawan saya beli barang yang dia beli, saya beli barang yang saya beli, selesai muter-muter dan memandangi SPG nya dari jauh-jauh dan meliriknya dari dekat-dekat, kami menuju kasir. Bayar. Done.. Pulang... Jaraknya sekitar 3 menit saja berjalan kaki. Dua menit jika kecepatan ditambah. Dan 30 detik jika anda setengah berlari...
Nah, sampai di mess, berhubung belanjaan tadi dibayar oleh kawan saya dulu, sayapun menanyakan belanjaan saya berapa.
Kita berhitung,
Teman: "Sing iki 45, dadi gon mu 22,5...!" (Yang ini 45, jadi punyamu 22,5)
Saya: "lha yang ini...?" sembari saya mengeluarkannya dari kresek kuning bertuliskan Roxy Swalayan.
Teman saya meneliti nota itu, ada yang tak beres. Barang itu belum di masukkan nota. Jadi intinya barang itu belum berbayar. Gak masalah sih, kan tinggal bilang ke kasirnya. Namun yang jadi masalah adalah...
(Aku ngakak sendirian dulu)
Dua hari kemudian....
Sore sepulang kantor kami maen futsal, dan dikarenakan saya dijadikan kiper, yang notabene minim lari-larinya, pulangnya saya lanjut berjogging ria mengelilingi lapangan dekat mess. Sukses berkeringat banyak. Dan pulang ke mess, persediaan air minum saya sudah habis. Haus berat...! Dan saya mandi saja dulu... Mau beli minuman dingin, dan artinya kembali ke Roxy Swalayan.
Berangkatlah saya kesana....
Beli minuman dingin...
Mau menuju kasir, kebetulan saya lihat manajer Roxy (ato yg punya, atau bossnya, atau apalah...),
"Sini dulu Pak, saya bisa minta tolong...?"
"Iya, kenapa..?" sambil mengikuti saya ke etalase tempat kolor-kolor di pajang... Semakin mendekati kolor, wajah manajernya itu semakin bingung. Nih, kok ada orang psikopat bawa-bawa gue ke etalase kolor-kolor sih..?!
"Kemaren saya berbelanja disini.. bla bla bla bla...!" menjelaskan maksud saya menyeret beliau ke etalase kolor.
"Ohhh.... makasih sebelumnya Mas.. masih ingat kasirnya siapa..?"
"Tidak...!" masang senyum tipis, yang diikuti mata saya yang menyipit. Dia sepertinya tahu saya berbohong...
"Masih nyimpan notanya...?" sama kayak yang saya pikirkan...
"Nggak Pak...!" jawabku sekenanya...
"Ok dah makasih ya...!" dan menggiring saya (gantian nih ceritanya) ke kasir. Membuat nota untuk minuman yang saya beli, ditambah nota untuk kolor itu... "51.500"
Saya ngeluarin duitd ari dompet...
"50 ajah Mas..!" katanya..
"Hee... gak boleh... saya sodorkan uangnya...!"
"Udah 50 ajah...!"
"Ya sudah...!" saya bayar akhirnya..
Akhirnya lega juga make kolor yang gak jadi gratisan itu...
Pyuhhhhh
Tidur pun nyaman, tanpa takut di kunjungi Hantu Celana Dalam...
Peringatan penulis, anda tidak akan mendapatkan pesan moral yang baik setelah membaca postingan ini, tapi setidaknya anda akan tahu bahwa di Maumere itu ada swalayan. (sedikit banyak mungkin berpengaruh dalam kesuksesan saya mempromosikanMaumere). Namanya ROXY SWALAYAN...
Dan sebenarnya saya tak mau promosi Roxy, niat saya hanya promosi Maumere. Namun berhubung ada kejadian konyol disana, dikombinasikan ternyata saya tidak tahan untuk mempostingnya, maka jadilah postingan dongdong ini.
Here we go....
Jrenggg jreeenggg jreeengggg.....
Hari itu, sore-sore, saya dan beberapa kawan saya berbelanja ke Roxy swalayan itu, kawan saya beli barang yang dia beli, saya beli barang yang saya beli, selesai muter-muter dan memandangi SPG nya dari jauh-jauh dan meliriknya dari dekat-dekat, kami menuju kasir. Bayar. Done.. Pulang... Jaraknya sekitar 3 menit saja berjalan kaki. Dua menit jika kecepatan ditambah. Dan 30 detik jika anda setengah berlari...
Nah, sampai di mess, berhubung belanjaan tadi dibayar oleh kawan saya dulu, sayapun menanyakan belanjaan saya berapa.
Kita berhitung,
Teman: "Sing iki 45, dadi gon mu 22,5...!" (Yang ini 45, jadi punyamu 22,5)
Saya: "lha yang ini...?" sembari saya mengeluarkannya dari kresek kuning bertuliskan Roxy Swalayan.
Teman saya meneliti nota itu, ada yang tak beres. Barang itu belum di masukkan nota. Jadi intinya barang itu belum berbayar. Gak masalah sih, kan tinggal bilang ke kasirnya. Namun yang jadi masalah adalah...
(Aku ngakak sendirian dulu)
- Masalah pertama, barang itulah adalah sempak, kolor alias celana dalam pria. (Setidaknya anda jadi tahu saya ini seorang pria).
- Kasirnya cewek. Gak bakal kebayang muka OON saya bilang gini.. "Mbak, yang ini tadi belum dimasukin nota...!" sambil menyodorkan bungkusan kolor itu.
- Kalo saya lapor hari itu, mungkin manajernya bakal minta notanya, dan ada identitas kasirnya disitu. Saya pasti tak tega jika kasir itu di marahi bossnya. Jadi mending dianggap untung saja. Untung kolor gratis... (gak elit banget bro)
- Dan jka saat itu saya langsung kembali kesana dan mengaku notanya dah hilang, (meskipun sulit dipercaya karena baru saja berbelanja), manajernya pasti berpikir saya masih ingat bayarnya di kasir sebelah mana. Okeehhh jika tidak rela dapat kolor gratisan, kita tunda dulu permasalahannya.
Dua hari kemudian....
Sore sepulang kantor kami maen futsal, dan dikarenakan saya dijadikan kiper, yang notabene minim lari-larinya, pulangnya saya lanjut berjogging ria mengelilingi lapangan dekat mess. Sukses berkeringat banyak. Dan pulang ke mess, persediaan air minum saya sudah habis. Haus berat...! Dan saya mandi saja dulu... Mau beli minuman dingin, dan artinya kembali ke Roxy Swalayan.
Berangkatlah saya kesana....
Beli minuman dingin...
Mau menuju kasir, kebetulan saya lihat manajer Roxy (ato yg punya, atau bossnya, atau apalah...),
"Sini dulu Pak, saya bisa minta tolong...?"
"Iya, kenapa..?" sambil mengikuti saya ke etalase tempat kolor-kolor di pajang... Semakin mendekati kolor, wajah manajernya itu semakin bingung. Nih, kok ada orang psikopat bawa-bawa gue ke etalase kolor-kolor sih..?!
"Kemaren saya berbelanja disini.. bla bla bla bla...!" menjelaskan maksud saya menyeret beliau ke etalase kolor.
"Ohhh.... makasih sebelumnya Mas.. masih ingat kasirnya siapa..?"
"Tidak...!" masang senyum tipis, yang diikuti mata saya yang menyipit. Dia sepertinya tahu saya berbohong...
"Masih nyimpan notanya...?" sama kayak yang saya pikirkan...
"Nggak Pak...!" jawabku sekenanya...
"Ok dah makasih ya...!" dan menggiring saya (gantian nih ceritanya) ke kasir. Membuat nota untuk minuman yang saya beli, ditambah nota untuk kolor itu... "51.500"
Saya ngeluarin duitd ari dompet...
"50 ajah Mas..!" katanya..
"Hee... gak boleh... saya sodorkan uangnya...!"
"Udah 50 ajah...!"
"Ya sudah...!" saya bayar akhirnya..
Akhirnya lega juga make kolor yang gak jadi gratisan itu...
Pyuhhhhh
Tidur pun nyaman, tanpa takut di kunjungi Hantu Celana Dalam...