Dua minggu belakangan ini saya sedikit sekali blogwalking. Maafkan kawan-kawan. Lumayan sibuk dikantor, sehingga bandwith saya habiskan untuk mendownload saja. Download jalan, kerja jalan. Browsing stop sama sekali. Soalnya kalo download jalan browsingnya jadi lelet mulelet simelet-melet...!
Selain itu saya baru saja menyelesaikan urusan kado ulangtahunnya si Ross. Bukan kado yang mahal sih, yang penting bisa mengungkapkan rasa dihati ini padanya. . <---sedikit dipengaruhi sama si Togap ini. 21 Juni ini dia bakal genap berusia 22 tahun. Bah, dah Makin tua dia. Dan kado sudah saya percayakan sama si Pak Pos. Ah, kembali ke judulnya.... Dua hari belakangan ini saya dan teman saya Nadz kembali jalan kaki lagi pulang dari kantor. Brhubung ban sepeda motornya bocor dan belum ditambal. memang sih ada temen lain yang menawarkan tumpangan (gratis), tapi kami sedang ingin berjalan kaki saja. Kangen saja jalan kaki pulang kantor. Dulu terakhir kali jalan pulang kantor sempat mbikin postingan juga. Disini.
Perjalanan menempuh waktu kurang lebih 50 menitan (waktu bumi tentunya).
Berawal dari pintu samping kantor. Saya menenteng helm yang paginya saya pake. Menitipkan tas punggung sama teman saya yang naik sepeda motor. Membenarkan velcro sepatu saya. Sekilas saya teringat akan sepatu all round coklat ini. Sepatu kerja pertama kali yang saya beli di Malang, tepat beberapa hari sebelum berangkat ke Sumbawa Besar. Itu berarti sudah 2 tahun 10 bulan. Cukup lama saya rasa untuk sepasang sepatau yang 5 hari seminggu dan 10 sampe (kadang) 14 jam sehari dipake. Ya, pada umumnya barang yang ada pada saya awet-awet. Pada gilirannya, sembari melangkah saya jadi bergumam dalam hati, "Semoga tak hanya barang saja yang awet pada saya. Tapi dengan kekasih itu juga..!"
Yap, dan kita melangkah. Menyeberangi jalan raya di depan kantor. Tentu saja terobos langsung tanpa lewat trotoar. Khan emang belum ada trotoar di Maumere.
Melewati rumah-rumah penduduk sekitar, kantor-kantor pemerintahan. Kita jadi ngobrol tentang kenapa banyak dibentuk badan-badan pemerintahan gitu ya? Saya: Sebenarnya sih bisa meminimalisasi korupsi, karena semakin banyak aparat semakin susah membungkamnya. Tapi tetep kesimpulan ditutup dengan "kembali ke diri masing-masing". Lanjut melewati SMA N 1 Maumere dan persimpangan di mana tragedi kecelakaan itu pernah terjadi. Beberapa kali lewat dari sini kami sering bercanda. "Disini tragedi pernah terjadi..!" terucap dengan gaya "sok" serius.
Lanjut dan melewati Gelora Samador yang beberapa minggu ini sedang digunakan untuk menggelar Kejuaran Volly yang diselenggarakan oleh Polres Sikka. Teriakan dan sorakan yang meriah. Volly memang lebih semarak di Maumere dibandingkan sepakbola. Orang Maumere kalau main Volly, wuihhh gile bener... Jago-jago kawan...!
Lanjut menyeberangi perempatan Samador. Deru kendaraan, lampu-lampu kendaraaan, klakson memadu menjadi satu. Hingar bingar. Hanya saja seringkali sepi. Melewati toko-toko, warung Nasi Goreng tempat terjadinya tragedi saya dan bahasa jawa itu terjadi. . Melempar senyum kepada bapak penjual nasi goreng itu yang dibalas dengan lamabaian tangan oleh beliau. Melewati Warung nasi Padang langganan kita. Bengkel Kulkas. Jembatan. Dan jalan terus hingga ke BRI Maumere.
Dipersimpangan BRI Maumere, berbelok ke kiri. Disini kami pernah ditilang karena waktu itu saya memakai helm cebok. Helm yang tidak masuk kategori SNI. yah, kena tilang deh untuk pertama kalinya di Maumere. <--- sisi positipnya: jadi punya pengalaman ditilang polisi..!
Dan sekitar beberapa puluh langkah langsung belok kanan. memotong jalan melalui Pasar Tingkat Maumere. Tempat penjual bertebaran disini. Mulai penjual sembako, pakaian, alat-alat rumah tangga. Tukang jahit, fotocopy, tukang potong rambut, penjual kain maumere, dan masih banyak lagi. Jika melewati jalan memotong ini di sore hari pasti disambut lagu-lagu khas Maumere yang nge-dance banget saya rasa. Kadang berpadu dengan lagu-lagunya Stevie Wonder atau Bob Marley. Cuman perpaduannya gagal saja. Disana Bob Marley dikumandangkan, disebelah sini lagu khas Maumere di lagukan. Mulutku ikut-ikutan saja membunyikan letupan-letupan mengikuti irama lagu khas Maumere.
Melewati jalan pemotongan, bertemu lagi dengan jalan raya persis di depannya Hotel Benggoan. Langsung belok kiri. Masih bagian dari pasar tingkat, para penjual makanan sore-malam hari mulai menggelar dan membereskan dagangannya. Disekitarnya para ojek deengan sigap akan menawarkan jasa ojeknya buat para pejalan kaki. "Ojek kah? Ojek ojek ojek?..!!" "Hey... Ojek kah?". Tentu anda punya hak untuk menolak. Bilang saja.. "Sonde.. jalan saja Nong..!"
Bertemu dengan pertigaan Toko Bintang Mas, kemudian berbelok ke kanan. Kiri kanan ada apotik, warung makan, warung bakso, hotel Wini Rai II dan rumah-rumah penduduk. Terus sampe ke perempatan, di kanan ada Roxy Swalayan. Dan tempat tinggal kami harus berbelok ke kiri lagi. Ketemu dengan tempat tinggal kami yang berpagar merah putih itu.
Masuk kamar, lepas sepatu, mainkan mp3 player. Disambut lagu dangdut, eh lagunya Boston's Boys. Ganti baju dan lanjutkan dengan sit-up. Saya sedang berusaha mengembalikan perut saya yang dulu six pack. Namun di Maumere jadi hilang..
Lanjut dan melewati Gelora Samador yang beberapa minggu ini sedang digunakan untuk menggelar Kejuaran Volly yang diselenggarakan oleh Polres Sikka. Teriakan dan sorakan yang meriah. Volly memang lebih semarak di Maumere dibandingkan sepakbola. Orang Maumere kalau main Volly, wuihhh gile bener... Jago-jago kawan...!
Lanjut menyeberangi perempatan Samador. Deru kendaraan, lampu-lampu kendaraaan, klakson memadu menjadi satu. Hingar bingar. Hanya saja seringkali sepi. Melewati toko-toko, warung Nasi Goreng tempat terjadinya tragedi saya dan bahasa jawa itu terjadi. . Melempar senyum kepada bapak penjual nasi goreng itu yang dibalas dengan lamabaian tangan oleh beliau. Melewati Warung nasi Padang langganan kita. Bengkel Kulkas. Jembatan. Dan jalan terus hingga ke BRI Maumere.
Dipersimpangan BRI Maumere, berbelok ke kiri. Disini kami pernah ditilang karena waktu itu saya memakai helm cebok. Helm yang tidak masuk kategori SNI. yah, kena tilang deh untuk pertama kalinya di Maumere. <--- sisi positipnya: jadi punya pengalaman ditilang polisi..!
Dan sekitar beberapa puluh langkah langsung belok kanan. memotong jalan melalui Pasar Tingkat Maumere. Tempat penjual bertebaran disini. Mulai penjual sembako, pakaian, alat-alat rumah tangga. Tukang jahit, fotocopy, tukang potong rambut, penjual kain maumere, dan masih banyak lagi. Jika melewati jalan memotong ini di sore hari pasti disambut lagu-lagu khas Maumere yang nge-dance banget saya rasa. Kadang berpadu dengan lagu-lagunya Stevie Wonder atau Bob Marley. Cuman perpaduannya gagal saja. Disana Bob Marley dikumandangkan, disebelah sini lagu khas Maumere di lagukan. Mulutku ikut-ikutan saja membunyikan letupan-letupan mengikuti irama lagu khas Maumere.
Melewati jalan pemotongan, bertemu lagi dengan jalan raya persis di depannya Hotel Benggoan. Langsung belok kiri. Masih bagian dari pasar tingkat, para penjual makanan sore-malam hari mulai menggelar dan membereskan dagangannya. Disekitarnya para ojek deengan sigap akan menawarkan jasa ojeknya buat para pejalan kaki. "Ojek kah? Ojek ojek ojek?..!!" "Hey... Ojek kah?". Tentu anda punya hak untuk menolak. Bilang saja.. "Sonde.. jalan saja Nong..!"
Bertemu dengan pertigaan Toko Bintang Mas, kemudian berbelok ke kanan. Kiri kanan ada apotik, warung makan, warung bakso, hotel Wini Rai II dan rumah-rumah penduduk. Terus sampe ke perempatan, di kanan ada Roxy Swalayan. Dan tempat tinggal kami harus berbelok ke kiri lagi. Ketemu dengan tempat tinggal kami yang berpagar merah putih itu.
Masuk kamar, lepas sepatu, mainkan mp3 player. Disambut lagu dangdut, eh lagunya Boston's Boys. Ganti baju dan lanjutkan dengan sit-up. Saya sedang berusaha mengembalikan perut saya yang dulu six pack. Namun di Maumere jadi hilang..
Sambil nyanyi..
"Perutku dulu.. Tak begini...
Sekarang jadi gembul begini..
Membesar, membundar...
Juga.. cembung..!"
18 comments:
Numpang lewat ron :D
Dewe; mongo mongo monggo... hahaha
perjalanan panjang ^^
hapal banget nama-nama tempatnya .... sekalian kegiatan ekstensifikasi ya hehehehe
bandit...sepatunya udh bulukan tuh hehhee
ndit.musim ujan ga disitu? Jakarta ujan lagi
bandit biar sibuk jgn sampe sakit yaaaa, banyak minum aiiiir, lagi musim fluuuuu :D
inge: hehehe
Omiyan: hahahaha... belum sejauh itu Pak..
mel: hehehe... iya dia sudah tua..! tapi akan tetep saya pake.. :D. Maumere kering.. panas.. heheh, dah lama gak ujan..
Gogo: ahaaa... Gogo baiknyaaaahh..! :D
Hasil utak-utik template yah?
kerennnn..
Iyahh.. sepatu ga di semir, di pamerin juga Arrooonnn... Bauuuu tauuuu.. hehehe.
Iya, makanya banyakin jalan ,biar langsing dan kutilang.. hehe.
* Something happen with me and my mom?
Many - many - many things...
fiuh..
wew... muda kaliii si ros itu... hehehe... semoga awet ya...
kaya taglinenya alat elektronik yang itu : KALO SAJA SEMUA SEAWET ELECTR*LUX
hihihi
met malam,....duhh tuh sepatu disemir donggg ????
semoga awet ya ^^
bang aron emang gembul lagi tembeeeemmm skarang beda jauh sama dulu pas ketemu hahahahaaa
hihi smoga berhasil deh mengambalikan six-pack-nya^^
wuih.. hebat euy..
gpp lah ito, itung2 olahraga gratis :p
sukses untuk si Ross dan
sukses untuk sixpack nya
Hahahha...helm cebok..khas bgt dah!!
salam sobat semoga berhasil
22 tahun hasian
T.T
tiap hari jum'at jadwal gw pulang jalan kaki menikmati polusi jakarta bro..pake masker dah kayak ninja aja :)
Post a Comment