Sudah kelihatan dikelola dengan baik, sudah ada tempat-tempat kemping dan fasilitas-fasilitas lainnya. Namun ketika kami datang tanggal 30 Agustus itu, pengunjung sepi. Maksud saya pengunjungnya cuma kami berdua.
Disambut oleh penjual tiket (yang belakangan kami tahu dia bukan penjual tiket resminya, hanya orang yang dititipi penjaga resminya untuk menjaga loket), setelah membeli karcis masuk kami kemudian menuruni jalan yang sudah disusun dengan batu-batu yang sudah ditata dengan rapi. Melewati rumah-rumah yang belakangan kami tahu tempat tersebut untuk keperluan camping. Kami terus melangkah, agak curiga sebenarnya karena semakin mendekati sungai kok tidak semakin terdengar suara gemuruh air terjun. Dari gambar yang menjadi patokan petualangan kami, katanya debit air yang terjun cukup besar sehingga menurut saya pasti terdengar...
Kami kemudian tiba di salah satu spot di sungai tersebut, belakangan kami tahu tempat itu merupakan salah satu spot untuk melompat ke "kolam" air terjunnya. Sampai disini kami foto-foto sebentar, kemudian membandingkan dengan foto curug yang kami bawa. Beda..!
Belakangan kami tahu kami harus menyusuri sungai ke atas
untuk "bertemu" dengan Curug Naga Mega Mendung
Duduk-duduk sembari memikirkan langkah selanjutnya... :D
untuk "bertemu" dengan Curug Naga Mega Mendung
Duduk-duduk sembari memikirkan langkah selanjutnya... :D
Saya kemudian memberanikan diri (butuh keberanian untuk naik lagi ke loket setelah menuruni jalanan berbatu yang type jalannya menyehatkan lutut) untuk kembali ke loket dan menanyakan perihal tentang "yang dimaksud Curug Naga Mega Mendung yang mana sih Pak? Kok beda sama yang di gambar yang kami bawa?"
Tiba di loket, Puji Tuhan yang tadi jagain loket udah gak ada. Entah kemana perginya. Lanjutlah kami berpetualangan diseputaran curug tersebut. Mungkin harus menyusuri sungai. Tapi kami ragu untuk menyusurinya karena khawatir barang bawaan kami menjadi basah. Kami memperhatikan sekitar dan memutuskan untuk menyeberang sungai dan menyusuri jalan setapak yang sedikit banyak masih kelihatan bekas-bekas habis dijalani. Naik bukit, turun, menerobos semak dan perkebunan kopi penduduk setempat. Agak susah sih, sampai-sampai bekal ikan teri bercampur kacang goreng kecap yang di bawa si Rendra sebagai bekal "camilan" kami tertumpah. Saya yang menumpahkan... :D
"Bertemu" juga dengan Generator yang disebutkan di peta di dekat loket
Batu besar ini ada di dekat generator yang diatas.
Perhatikan fotonya anda pasti tahu disebelah mana
Menuruni bukit mengarah ke sungai kami bertemu lagi salah satu lokasi yang cukup landai untuk dijadikan tempat berenang. Namun tetap saja tidak puas atas apa yang kami temukan. Berbeda dengan apa yang kami harapkan...Batu besar ini ada di dekat generator yang diatas.
Perhatikan fotonya anda pasti tahu disebelah mana
Kami kemudian memutuskan menyeberang sungai dan berjalan terus, dugaan saya pasti mengarah ke jalan kami menuju curug tadi. Kemudian sempat semacam berada di antah berantah... :D Kami melangkah terus dan ketemu dengan perkampungan penduduk dan menanyakan jalan menuju Curug Naga, dan ternyata tidak jauh kami pasti kembali ke loket sebelumnya... :D
Loket tepat kami pertama masuk tadi sudah kelihatan, dan kami mampir dulu di warung yang kebetulan menjual mie instan... Ngisi perut dulu.. Sambil bertanya-tanya perihal Curug Naga yang dimaksud. Puji Tuhan, disaat itu kami sudah memutuskan untuk balik dan melanjutkan petualangan ke curug berikutnya, ternyata suami yang punya warung tersebut adalah penjaga resmi curug tersebut. Dan dari beliau kami jadi tahu bahwa untuk "ketemu" dengan curug Naga harus pakai pelampung (bisa disewa, Rp 10.000 per pelampung), guide (bapaknya sendiri). Setelah kami jelaskan keadaan kami tentang yang tadi sudah beli tiket, beliau terkesan kecewa dengan penjaga yang tadi, terdengar dari kata-kata beliau di telepon.
Setelah makan, bayar dan kemudian kami berempat, saya, Rendra, bapak yang tadi beserta anaknya berangkat... Saya pribadi belakangan jadi tak berhenti bersyukur bertemu sama beliau disaat kami sudah hampir memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut tanpa berhasil "bertemu" Curug Naga. Di postingan selanjutnya saya mungkin akan cerita kenapa saya bahkan harus lebih bersyukur dari pada ini... :)
"Berpetualang itu jangan terlalu dipaksakan dan jangan terlalu santai. Jika Beliau menghendaki sampai kesana, pasti akan sampai, jika tidak ya tidak. Saya percaya tidak ada kebetulan yang benar-benar kebetulan di dunia ini. Semua sudah ada dalam kendali dan rencana Beliau. Nikmati saja...!"
0 comments:
Post a Comment