Fak Fak: Bomberai dan Duren Mentega

07 May 2014
Kadang-kadang ada kawan yang bilang sesuatu yang membuat saya kadang jadi malu kalau tidak posting-posting cerita lagi. Bukan karena tanpa alasan, kadang inti dari ceritanya sudah saya postingkan di setatus facebook berikut dengan fotonya kalau ada. Tapi mungkin memang ada ada bedanya kalau diceritakan di blog...

Kita ceritakan sajalah dulu...
Bulan Maret kemarin, saya dapat kesempatan ikut ke Fak Fak lagi. Ini kedua kalinya saya ke Fak Fak setelah kesini di bulan oktober 2013 kemarin. Kesempatan kali ini memiliki cerita yang berbeda, selain karena dulu mampir di Fak Fak tanpa direncanakan, kali ini tujuan utamanya memang ke Fak Fak. 

Dari kota Fak Fak, kami menuju distrik (kecamatan) Bomberai. Distrik Bomberai ini memiliki kawasan yang cukup datar dan datarnya itu cukup luas... *bingung. Tidak seperti Kota Fak Fak nya yang sejauh kami berkeliling-keliling hampir tidak ada jalanan yang datar. Tikungan tajam menurun, tukikan tajam dan berbelok, macam-macam begitu... Nah, Bomberai ini daerahnya raaaaaaaata. Jalan raya di depan kantor distriknya, sepanjang mata memandang terlihat rata... Sekilas berpikir kalau daerah ini cocok sekali untuk daerah pemukiman. Daerah yang masih sepi. Maksud saya, sepiiiiii..... :)

Akh, hampir lupa. Perjalanan ke Bomberai kami tempuh kurang lebih 4 jam an... Jackpot kena 2 kali. Entah kenapa saya belum lulus ujian kalau perjalanan darat agak lama begini. Mabuk aja bawaannya... Eh, tapi itu berangkatnya aja.. :D. Pulangnya tidak mabuk lagi, bahkan walaupun sempat makan duren mentega di pinggir jalan...

Duren mentega?
Nah, kawan....
Tak hanya medan saja yang terkenal dengan duren. Duren montongnya. Fak Fak juga terkenal rupanya dengan durennya. Bahkan, informasi dari kawan, kalau musim duren, 1 karung itu bisa dapat seharga Rp. 50rb... Muhir amit... Musimnya sekarang-sekarang inilah... April-Mei... Gak tau juga kalau nanti berlangsung sampi Juni/Juli. Pas kami kesana kemarin, masih musim-musim pembukanya... Kalau orang Batak bilang, "Dang ombas na dope...!"... Belum musim utamanyalah maksudnya...

Dalam perjalanan pulang dari Bomberai. Menempuh perjalanan dengan medan yang tidak mudah, berbelok tajam, naik menikung dan sejenisnya... Ditambah dengan keahlian pak sopir yang mantap (maksudnya nyupirnya kenceng luamayan), tak ayal, perut rasanya dikocok-kocok di dalam Pajero itu. Dikocok-kocok kawan... Dan perut dikocok-kocok itu tidak senikmat minum es jeruk dikala panas membara... (Oke, itu analogi yang gak nyambung...)

Disodorin antimo oleh kawan seperjalanan, saya yang termasuk tidak suka minum obat ini nerima aja. Saya tenggaklah itu pil dengan sedikit air putih. Soalnya saya pikir kalau banyak-banyak minum, nanti isi perutnya makin mudah dikocok. Iya, saya tau itu tidak saintific (?), tapi siapa yang peduli dengan science tentang mabuk saat itu. Dikasih dua pil anti mabuknya, saya tenggak saja sudah...

Entah karena obatnya atau bukan, rasa perut sedikit nyaman, ditambah dengan mengepas-ngepaskan posisi badan supaya perut tidak terlalu ngikut kocokan mobil, akhirnya agak-agak lega juga rasanya... Mata su tarpejam-pejam sadikit... Tra liat-liat kiri kanan lagi situasi jalan,, atau pemandangan-pemandangan hutan di kiri-kanan jalan. Eh, bang Rein dengan kecepatan mata secepat sabetan Samurai X, melihat dikiri jalan ada duren menampang. Berhentilah kami... Cuma ada 6 buah duren, katanya baru jatuh dari pohon. Duren yang baru jatuh dari pohon (dan belum bermalam) rasanya (katanya) lebih enak... Lebih nikmat...

Tawar menawar akhirnya 6 buah duren tersebut dijual pemiliknya 125rb, dari harga awal 150rb... Kami berempat menghantam 2 buah duren... Wenakkkkkk sekali... Seng ada lawang... :D Sisanya kami bawa ke kota untuk minta tolong di packingkan sama teman untuk dibawa ke Sorong... Kebetulan ada teman yang nitip...

Puas rasanya menikmati empuknya duren berwarna kuning tersebut. Pentupnya, kami sama-sama minum air bermangkokkan bagian dalam kulit durennya. Selain anti mabuk (katanya) juga supaya tidak bau (dan terbukti), sekaligus cuci tangan pake air yang dituangkan dari kulit durennya...

Ah, kawan... sa tau kawan penasaran dengan penampakan durennya. Ini sa kasih ko liat sudah penampakan Duren Mentega, Fak Fak... Sa minta maaf kawan, cuma bisa kasih ko puas liat-liat sa... Kalau mau menikmatinya silahkan datang ke Fak Fak... Pesawat biasanya via Sorong... :) Nanti bawakan juga buat saya ya... :D

Duren Mentega, Fak Fak

Ah Ross, sama seperti tidak bisanya saya melupakanmu dalam setiap perjalanan, tak bisa pula tak kusebut namamu di postingan ini. Ingin rasanya kuliat raut wajahmu tatkala menikmati duren mentega ini... di Fak Fak...