Ross, tentang mimpi yang jadi kenyataan itu...

11 February 2012
Menyenangkan ketika ada orang yang berbagi tentang mimpi-mimpinya dengan saya. Disadari atau tidak, seseorang ketika menceritakan impian-impiannya, dari wajahnya pasti terpancar semangat dan kebahagiaan. Saya ragu kalau ada orang menceritakan impiannya dengan wajah susah dan merengut. Saya ragu...

Menyenangkan melihat perjuangan seseorang dalam mencapai impiannya, apalagi sedikit banyak kita menjadi bagian dari perjuangannya dalam mewujudkan mimpinya itu. Disadari atau tidak, teman sejati ketika dia mendengar temannya menceritakan impiannya, dia pasti menyemangati dan mendoakan temannya tersebut agar mampu mencapai impiannya. Saya yakin...

Dan menyenangkan ketika seorang teman akhirnya mampu mewujudkan mimpinya. Saya yakin anda juga pasti bangga ketika teman anda mampu mewujudkan mimpinya. Saya yakin... Dan saya ragu akan sebuah pertemanan ketika timbul iri hati ketika seorang teman mampu mencapai impiannya. Setidaknya saya ragu akan sejatinya pertemanan itu...

Mimpi, bisa saja berupa ingin pergi ke sebuat tempat, kota, pulau atau bahkan negara yang karena satu dan lain hal, membuat kita mengimpikan untuk sampai disana. Atau mimpi itu bisa juga dalam bentuk pencapaian dalam satu atau beberapa hal, tentang karier, jabatan, pendidikan atau bahkan impian untuk mencapai kebahagiaan. Dan tentu bisa saja dalam bentuk yang lainnya. Saya teringat tiga orang yang dulu ketika ngobrol-ngobrol, pernah berbagi tentang impian-impian mereka. Teringat karena mereka bertiga akhirnya telah mewujudkan impian mereka itu. Sedikit banyak saya mengikuti cerita perjuangan mereka itu. Dan tentu mendoakannya...

Pada umumnya cerita-cerita tentang perjuangan dalam mewujudkan mimpi itu sangat seru untuk didengarkan, atau dibaca. Tentu karena kisah perjuangan itu biasanya mampu menginspirasi orang-orang untuk tidak ragu akan impian-impiannya. Namun sebenarnya cerita tentang setelah mimpi itu menjadi kenyataan tidak kalah pentingnya untuk diceritakan, karena seharusnya ada kisah tentang bagaimana kita bertanggung jawab atas impian yang telah tercapai itu.

Mimpi ---------> perjuangan --------> impian jadi kenyataan ----------> pertanggungjawaban.
Adalah terdengar ironis, setelah mencapai impian, kemudian kita bahkan mengeluh ketika "harus" bertanggungjawab atas impian tersebut. Misalnya impian untuk sampai di Jepang, kita berjuang mati-matian supaya mimpi tersebut terwujud, kemudian kita punya kesempatan ke Jepang dengan embel-embel "ditugaskan untuk kuliah", setelah sampai disana kemudian kita mengeluh atau cuek atas segala tetek bengek perkuliahan yang nota bene adalah jalan yang kita tempuh untuk menggapai impian kita. Atau impian dalam jenjang karier, ketika kita sudah mencapai titik karier yang kita impikan, kemudian di posisi tersebut kita jadi seenaknya dan menelantarkan tugas dan fungsi di posisi tersebut. Atau bahkan akhirnya kita mencapai kebahagiaan yang kita impikan dalam rumah tangga, ekonomi, dan lain-lainnya namun setelah mencapainya kita berhenti bertanggung jawab atas impian-impian yang sudah kita capai itu...

Dan sangat menyenangkan ketika teman kita yang telah mencapai impiannya ternyata juga bertanggungjawab atas impiannya tersebut.

Teruntuk si Ross,
Puji Tuhan akhirnya apa yang kamu impi-impikan sudah menjadi kenyataan. Saya senang menjadi bagian kecil dari perjuanganmu itu. Saya menikmati menemanimu berjuang, menikmati sukacitamu ketika kamu tahu kamu lulus ujian A1, menikmati ketika mengantarkanmu ke kedubes Jerman, terutama aku menikmati ketika mendoakanmu terkait perjuanganmu meraih mimpimu...

Bertanggungjawablah dengan baik atas konsekuensi dari mimpimu, jangan sampai "mimpi" itu kecewa padamu. Percayalah, aku masih menikmati ketika mendoakanmu supaya kamu mampu bertanggungjawab dengan baik atas mimpimu...

Teriring salam dan kerinduan...

1 comments:

Hunian Ideal said...

Sangat menarik :)