Kerendahan hati Air...

29 November 2011

Ada banyak filosofi hebat yang terinspirasi dari air. Bahkan Bruce Lee sendiri pernah belajar dari air, ketika dia sedang naik perahu khas Hongkong. Dia memukul air namun tangannya tidak menjadi sakit... Kekuatan dalam kelembutan ada dalam air.

Menunggu tanggal 9 Desember 2011 untuk pulang ke kampung halaman, saya jadi manusia yang tambah ganteng (eh), maksud saya saya jadi manusia yang doyan menghabiskan waktu untuk membaca buku-buku lama sambil sesekali main game. Kegiatan membaca buku seringkali menuntun manusianya untuk berpikir. Tentang kalimat-kalimat dalam bacaannya, tentang pengarangnya, bahkan tentang hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan yang dibacanya tersebut. Tak terkecuali saya, membaca buku membuat saya jadi sering minum air. Baik air putih, kopi, susu atau bahkan teh. Dan sembari menyisip kopi saya siang ini, timbul pikiran tentang air ini dalam otak mini saya..

Rendah Hati...
Ketika menyisip kopi hangat hampir panas ini saya jadi berpikir kenapa cuma dibilang kopi? Atau jika digabung dengan aktivitas minumnya jadi: "Minum kopi", bukan air kopi atau minum air kopi. Begitu juga ternyata dengan air dicampur teh dan gula, tetap saja namanya teh manis, tidak jadi air teh manis, atau air dengan susu tidak jadi air susu. Atau bandrek, bandrek susu, atau yang lainnya...

Gak kebayang gimana jadinya ekspresi Bapak, Ibu atau Mbak-mbak pelayan di tempat makan kalau mereka nanya pesanan kita, terus kita jawab..
"Air Susu 2..!"
"Air Teh Manis 3..!"
"Air Kopi 1..!"

Padahal kalau ditakar, dalam segelas kopi, susu, atau teh, porsi air menempati takaran paling banyak dalam bauran itu. Tapi tetap saja air itu tenang dalm bauran itu. Tanpa protes dan menunaikan tugasnya sebagi air. Gak kebayang khan, pas kita pesan kopi di warung minum, yang dikasih bubuk kopinya doang?
"Lho, kok cuma bubuk kopinya? Bagaimana saya meminum ini...?!" <--- Kalau yang dikasih bubuk kopi..
"Lho, kok yang dikasih biji kopiiii?" <--- Agak parah, yang dikasih biji kopi
"Lho emangnya saya tadi mesen pohon kopi ya?" <--- Ini dahsyat, dikasih pohon kopinya sekalian.
Terus dijawab sama Mbak Cantiknya:
"Nah itu dia Mas Ganteng, airnya gak mau dicampur kopi, soalnya tadi Mas Ganteng mesennya Kopi, bukan Air Kopi...!"

"Tapi tadi khan mesennya minuman. Minuman Kopi... Klo kek gini minumnya gimana?!"

Terus dijawab Mbak Cantiknya:
"Nah, bubuknya Mas Ganteng masukin mulut terus telan sambil minum air. Nanti diperutnya juga dikocok jadi tercapur Mas...!" <--- Ini yang untuk bubuk
"Nah, khan bisa diminum kayak minul obat berbentuk pil Mas...!" <--- Ini jika yang dikasih adalah biji kopinya
"Oh, gampang Mas. Bisa dengan menggerogotinya, atau bawa pulang dulu baru digerogoti dirumah. Terserah caranya Mas nya aja tapi. Kalo Mas nya malu minum pohon kopi depan saya, saya tinggal dulu Mas ya. Tenang deh, gak saya bilang-bilang sama orang lain...!" <--- ditinggal Mbak Cantiknya, mau memetik kopi di kebun belakang.

Tapi tidak. Air itu tetap saja ada dalam bauran itu. Tidak memisahkan diri. Berbeda dari manusia-manusia ganteng dan cantik yang berkeliaran dipermukaan bumi ini. Kadang ketika mencapai sebuah prestasi kelompok dan namanya tidak disebut-sebut, protessss. Ketika menyelesaikan tugas kelompok dan hasilnya bagus dan namanya tidak jadi terkenal karena yang terkenal adalah kelompok, protessss. Ketika berhasil membuat sebuah komunitas bertahan dan dikenal baik oleh banyak pihak dan mendapat tanggapan positif dari banyak pihak, namun karena namanya tidak disebut-sebut atau tidak dipanggil untuk menerima penghargaan, karena penghargaan diberikan atas nama kelompok dan diserahkan kepada perwakilannya, protessss....!

Sebenarnya kalau mau namanya disebut, bukankah ada tempatnya untuk berprestasi sebagai perorangan?

Air itu juga begitu, ketika dia menjadi dirinya sendiri, barulah namanya disebut.
Air minum...
Air putih...
Air sungai -- ketika air diambil dari sungai, bahkan ia masih membawa nama asalnya, sungai.
Air danau -- ketika diambil dari danau, dia juga membawa nama asalnya, danau.
Air laut -- sama..
Air terjun -- ia membawa sifatnya bersamanya.
Air bah -- Ketika dia mengamuk dan menimbulkan kerusakan, dia tetap bertanggung jawab. Namanya tetap disebut-sebut.

Dalam pepatah:
Air beriak tanda tak dalam -- bahkan kalau dia tidak dalam, dia bilang-bilang lho... :D
Pandai berminyak air -- Nah air itu juga manjur buat menggantengkan diri lho... :P
Air susu dibalas air tuba -- Disini yang salah bukan airnya lho... Air Susu dibalas Air Tuba --> Air dibalas Air dan Susu dibalas Tuba... jadi...? :P
Ada pepatah air lainnya? :D


Dan sebenarnya masih banyak pelajaran yang dapat diambil dari air. Tapi untuk saat ini sekian dululah, air kopi ane dah habis, mau bikin air teh dulu...! |


7 comments:

mayank said...

aron jadi wise begini, tapi bener sih ya...salut sama air *berendem di air biar ketularan rendah hati* :p

Anonymous said...

Belajar dari kerendah hatian air :
Air tenang menghanyutkan --> bahkan ketika dirinya tenang, dia juga memberi peringatan lho....
Bagai air di daun talas.....


kalo sudah kehabisan air, kita pasti akan sangat bersyukur ketika menemukan sumber mata air baru....
ketika bersedih, kita pasti akan cenderung mengeluarkan air mata....
Dan tentunya semua orang pasti mengeluarkan air liur kan.....hehehe...

Salam kenal.....

Anonymous said...

air jadi sumber uang buat joshua. heheh nice posting

shorofalquran said...

nice posting. air juga menjadi sumber uang bagi joshua

bandit™perantau said...

Mayank: awas klelep.... hehehe

Shorofalquran: Heheheh... diobok-obok sama dia yo....

Thanx tambahannya... :D

obat tradisional hepatitis a said...

keren artikelnya

Obat Herbal Stroke said...

sangat bagus. slm knl.