Petualangan 7 Curug: Menuju Desa Bojong Koneng

02 September 2011
Senin pagi, 29 Agustus 2011...
Kalimongso masih tetap sepi, hampir semua para penghuni kosan mudik. Sehari sebelumnya dipastikan bahwa cuma kami berdua yang akan berpetualang, teman kami yang lain ada halangan.
Bangun seperti biasa jam 5 an, berdoa sebentar kemudian menyalakan TV. Liputan MU membantai Arsenal 8-2 agak mengagetkan. Kemudian saya memasak 2 bungkus indomie goreng + sayur sawi (buat sarapan kami tentunya), membangunkan si Rendra, makan, mandi di lanjut menyeruput sereal dan kopi...

Setelah mandi kami kemudian memastikan kelengkapan (?) barang bawaan kami masing-masing. Mengaturnya sedemikian rupa supaya muat 1 ransel. Dan melangkah menuju Ceger setelah berdoa sebentar... :D

"Dah siap, Lae..?" tanya saya sambil melangkah..
"Siap Lae..!"

Sesekali saya membaca postingan ini untuk memastikan rute-rute perjalanan kami. Kami naik 05 dari Ceger, kemudian naik 71 ke Blok M, kemudian naik metro mini setelah melihat di depan bisnya ada tulisan Blok M- Kampung Rambutan... :D. Tiba di terminal Kampung Rambutan kami bingung, naiknya bis apa ya?
"Pak, numpang nanya ya Pak..?!" pinta saya pada salah satu orang yang ada di luar terminal, mungkin supir angkot, atau semacam orang yang mencarikan penumpang untuk bus-bus AKAP.. Antar Kota Antar Propinsi.
"Boleh, asal jangan numpang tidur ya...!" sahut Bapaknya...
Saya jadi tertawa menunda pertanyaan saya sebentar...
"Kalau mau ke Sentul City gimana Pak..?"
"Oh, naik KOSUB aja, tanya di dalam (terminal) saja, tapi jangan tanya Pak X (lupa saya), soalnya dia lagi stress, habis di cerai sma bininya...!" Aslilah Bapak ini, makin lama makin bercanda...
Kemudian kami menuju terminal, bayar peron Rp 200 per orang, yang jadi Rp 500 buat kami berdua. Nanya-nanya di dalam lagi, agak bingung juga kalau tidak ada tempat layanan informasi untuk bertanya. Kami menjelajah ruang tunggu terminal, sambil sesekali menghindari tawaran-tawaran bis untuk ke luar kota yang bukan tujuan kami. Agak bingung kami akhirnya keluar terminal lagi... Dan bertanya-tanya lagi, dan masuk terminal lagi, bayar peron lagi. Lucu, pas kami nanya sama petugas peron, "Masih bayar lagi gak Pak...?" yang dijawab, "Udahlah, sana sana..!" sambil menggerakkan tangannya mengacungkan jempolnya ke arah terminal. Tentunya setelah meraih Rp 500 peraknya dari tangan si Rendra... :D

"Tenang Lae, ini baru namanya petualangan...!" :D

Setelah banyak bertanya, akhirnya kami memutuskan naik KOSUB yang ada di pojokan terminal. 
"Kalau mau ke Sentul City naik ini bisa gak Pak?"
"Bisaa... Nanti naik angkot lagi setelah keluar Pintu Tol Citeureup..!" jawab Kondektur yang kami tanya.
Pas bayar ongkos... 
"Nanti tolong kasih tahu kalau kami sudah mau turun ya Pak..!" 
"Iya...!"

Saya suka banyak bertanya kalau soal jalan, biar lebih jelas, lebih meyakinkan dan siapa tahu ada alternatif yang lebih baik. Jadi bertanya lagilah saya kepada salah satu penumpang setelah memastikan dari wajahnya bahwa beliau adalah type orang yang tidak menolak kalau ditanya sesuatu... :D Mulai dari becandain anak balitanya dulu. Kemudian menanyakan mau kemana, kemudian menanyakan pertanyaan utama saya. Setelah saya menunjukkan foto Curug Bojong Koneng, mereka (sama istrinya) malah ingin mencoba kesana suatu saat... :D

Perlahan namun pasti, KOSUB (sampe tulisan ini dibuat saya belum tahu kepanjangan dari KOSUB, yang saya tahu B yang di belakang itu kayaknya Bersama) melaju, tak jauh ternyata kami sudah keluar dari Pintu Tol Citeureup. Dan Pak Kondekturnya menurunkan kami dan menunjukkan angkot mana yang harus kami tumpangi...

Kami naik angkot menuju Pasar Citeureup, melewati jalan raya, Jl Mayor Oking. Saya menduga pasti dia ini orang yang terkenal. Penasaran ingin tahu lebih lanjut, saya kemudian menanyakan sama pak sopir, kebetulan kami duduk di depan. "Biasanya khan kalau dipakai nama jalan ya orang terkenal Mas.. Mayor itu pangkatnya King itu namanya..." dan tak ada informasi tambahan lain kenapa Mayor Oking ini terkenal dari beliau... :D

Sampai diperempatan Pasar Citeureup kami kemudian memutuskan makan bakso dulu + satu pisang.. :D Kemudian lanjut naik angkot 44 yang katanya kami harus naik itu sampe ke perhentian terakhir baru dilanjut naik ojeg...

Okelah, beban di pundak sirna untuk sementara, cuaca tak seberapa panas, ditambah laju angkot yang agak kencang membuat hembusan angin terasa lebih segar... Dua pria sedang berpetualang di jalan yang benar (entah kalau tepat) menuju Curug Bojong Koneng. Yang diketahui oleh kedua pria itu adalah bahwa mereka sedang berpetualang, yang tidak diketahui adalah jauhnya perjalanan yang akan mereka tempuh...

Deru mobil menjadi semacam alunan musik pengiring perjalanan...

0 comments: