Petualangan 7 Curug: Menuju Desa Mega Mendung

11 September 2011
30 Agustus 2011, pagi hari, dalam kedinginan yang menusuk tubuh, meski tak sedingin ketika saya nginep di Stasiun Hall Bandung. Kami terbangun meski mentari belum memancakan senyumnya. Ada baiknya memang manusia yang menyambut datangnya mentari, ada baiknya mentari yang menyambut bangunnya manusia. Tapi biar bagaimanapun jangan berhenti bersyukur. Tak henti-hentinya hati saya bersyukur, tak henti-hentinya hembusan nafas saya keluar masuk paru-paru. Semalaman ngemper di emperan toko dan kami masih hidup, masih baik-baik saja, dan tentunya masih semangat melanjutkan petualangan kami...

Kami kemudian menuju tempat janjian kami ketemuan sama Bang Ojeg yang akan mengantarkan kami menuju Curug Panjang Mega Mendung. Saya menghubungi via sms dan telepon, namun tidak diangkat. Hingga samapai jam 6 tiba tidak ada kabar, berarti sesuai perjanjian malam sebelumnya kami gagal memakai jasa mereka... Kami memutuskan untuk jalan kaki saja, trekking. Informasi yang kami punya hanyalah berjalan melalui jalan sebelah kirinya Mesjid Mega Mendung.

Dengan semangat membara dan tubuh yang dingin, rasanya perjalanan tak sedikitpun mengecewakan. Jalanan yang tergolong masih jalan beraspal, pemandangan bukit di kiri, pemandangan perkampungan dan persawahan penduduk di kanan cukup menggairahkan mata. Kalau cinta datangnya dari mata turun ke hati, maka gairah dan semngat perjalanan kadang turun dari mata menuju ke hati, mengalir ke organ-organ petualangan lainnya... :D

Foto 1

Foto 2

Foto 3

Foto 4: Plang Penunjuk Jalan. Beruntung jika ada tulisan yang menandakan sudah dekat
Kalau gak ada, terus saja melangkah,
Setidaknya arahnya sudah benar... :D


Foto 5: Bukan jalanan menuju curug yang berkabut
Tapi, lagi ada yang bakar2 sampah disebelah (*jujur) :D



Meskipun sudah jalanan beraspal, namun penunjuk jalan ke arah curug masih agak minim, dan kadang kami masih kebingungan. Dalam memperoleh informasi jalan menuju curug ada beberapa hal yang kami manfaatkan:
  1. Info dari internet, dari sini, kami jadi tahu bahwa kami mesti bertolak dari Mesjid Mega Mendung, Jl Raya Bogor
  2. Plang jalan... Ini karena penunjuk arah yang permanen, cukup dipercaya mampu menyembuhkan penyakit, eh maksud saya cukup dipercaya keakuratannya.
  3. Informasi penduduk. Rata-rata penduduk sekitar pasti tahu jalan menuju curug yang dimaksud, dan yang paling penting selain tahu, mereka juga mau memberi tahunya (dengan benar, jelas dan ditandatangani-*dikeplak) kepada pengunjung :D. Saya pribadi kadang lebih suka bertanya kepada anak-anak, soalnya yang sering main-main ke curug pasti anak-anak, dan ekspresi keyakinan mereka mudah terlihat... :D
  4. Orang-orang yang baru pulang dari curug. Bisa dikenali dengan barang bawaannya, basahnya rambut mereka atau obrolan mereka yang mungkin tentang curug tersebut. Kalau beruntung anda bisa dapat kenalan baru... :D
  5. Perbedaan aspal jalan. Ada kalanya, saat menemui persimpangan tidak ada plang penunjuk jalan, tidak ada penduduk setempat yang kebetulan lewat, atau tidak ada pengunjung yang baru pulang dari curug. Lihat saja persamaan aspal jalan. Biasanya kalau jalan menuju curug sudah diaspal, itu pasti perbuatan satu pihak (mungkin pemerintah atau yang lain) jadi pasti aspalannya sama... :D
  6. Suara air atau orang-orang. Biasanya kalau arah jalannya benar, suara air terjun pasti mulai terdengar (tentunya kalau air terjunnya cukup deras), atau suara orang-orang yang mandi-mandi di air terjun pasti keras-keras... Tertawa-tawa dan sebagainya... :D Percayalah, sudah menuju arah yang benar...
  7. Kadang meskipun sudah tahu pasti arah jalannya, saya merasa perlu untuk sekedar bertanya kepada penduduk setempat, atau bahkan satpam kalau ada. Maksud sebenarnya bukan untuk mengetahui jalan, tapi supaya mereka tahu ada yang sedang menuju curug, kita tidak jadi mencurigakan :D, atau jika beruntung kita bisa dapat nasehat, walau mungkin cuma sekedar "Hati-hati ya...!" :) Selain itu bisa mendengar logat yang jarang atau bahkan kita belum pernah dengar... :D, Kalau bahasa, kemungkinan besar kita pasti dijawab menggunakan bahasa Indonesia... :D
  8. Yang paling penting dari semua petunjuk jalan adalah, jika ternyata sudah salah jalan, jangan ragu untuk berbalik arah, jika memang ingin berbalik arah. Atau terus saja jika memang ingin terus... :D Dan seringkali petualangan sebenarnya muncul karena salah jalan... Jadi kalau berpetualang jangan takut salah jalan, jangan takut nyasar, dan jangan menyalahkan jalan... Berpetualanglah... :D
PS: Ini #banditiah, bukan untuk diperdebatkan... :D, kalau ada ide penunjuk jalan lainnya, monggo ditambahain... :)

Foto 6:
Masih belum mencapai Curug, cuci muka dulu sama kumur-kumur
Dari tadi belum soalnya... :D


Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, kami kemudian menemukan persimpangan jalan. Dari plang yang terpasang kami tahu kalau ke Curug Panjang Mega Mendung kami harus terus, sedangkan ke Curug Naga Mega Mendung, kami harus melalu jalan menurun yang sebelah kanan. Kami memutuskan untuk ke Curug Panjang Dulu... :D

Beberapa orang berpikir, petualangan itu adalah mutlak tentang tempat tujuannya, bagi saya petualangan itu adalah (kisah, pengalaman, dll) perjalanannya...!
Besok kita lanjut cerita tempat tujuannya...! :)

0 comments: