Me, Dream and Us...! -jawaban kepada Venus-

03 March 2010
Sama seperti mimpi-mimpi itu yang tak pernah mengkhianati saya, si pemilik mimpi, tak akan sekalipun mengkhianati mimpi-mimpi saya itu...!

Di halaman depan setelah sampul dari buku yang saya terima dari Simbok Venus, ada tulisan ini..


Mbok Venus, ini gak termasuk mengutip dan
mengedarkan tanpa seijin penerbit khan? Hihihihihh


Dream(s)

Do i believe in dreams..?!

-----------------------------
Semua orang mungkin atau pasti pernah mengalami hal-hal yang buruk dalam hidupnya. Atau setidaknya masa-masa dimana dia merasa marah, benci, dendam, sedih, down, stres, dan tertekan. Entah itu dimasa kanak-kanak atau sudah dewasa, dimasa dulu atau sekarang. Meski saya tidak pernah memposting di blog ini cerita-cerita (hidup saya) yang berlabel seperti itu, saya juga tidak luput dari hal-hal seperti itu.... Mungkin tak separah orang lain.. Tapi saya pernah. Hanya saja sudah keputusanku untuk tidak menuangkan hal-hal seperti itu di blog saya.. (toh ini log saya kan? hihihihihih)

Mimpi. Hmmmm
Tapi ijinkanlah saya membaginya sedikit. Mungkin ini berhubungan tentang impian itu. Saya ini berasal dari keluarga yang miskin.
Saya diwaktu kecil pernah melihat orang lain memandang sebelah mata terhadap ibu saya (bukan karena orang itu punya mata cuman sebelah lho), memandang hina seolah-olah menjudge "kalian ini keluarga yang tak berarti".
Pernah melihat dan mendengar orang-orang merendahkan ayah saya. Bahkan di depan saya. Pernah melihat orang lain membuat ibu saya menangis <---yang artinya saya juga turut melihat ibu saya menangis. Dan saya hanya bisa ikut menangis. And, it feel so hurt, terlebih saya tak tahu apa yang harus saya lakukan membuat pembelaan terhadap ibu saya. Dan juga, orang yang melukai hati ibu saya itu adalah orang-orang yang saya kasihi.

Masih jelas diingatan saya, saya belum kelas 3 eSDe mungkin, pernah memijiti ibu saya yang saat itu tubuhnya kejang, dingin dan -entah bagaimana saya harus menjelaskannya- dan juga meracau. Saya (entah waktu itu ada kakak saya atau adek saya saya lupa) memijiti ibu saya dengan maksud supaya perasaan ibu saya lega. Entah itu cara yang benar atau bukan saya tidak tahu, apalagi waktu itu saya juga memijiti ibu saya sambil menangis. Yang sampai sekarang ibu saya sering "menertawakan" saya gara-gara itu...

Di waktu pulang kampung kemaren...
Ibu saya: Sudah amang.. sekarang ibu sudah jauh lebih kuat. Mungkin dulu ibu terlalu memikirkan apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat orang terhadap ibu. Terlalu memikirkan apa yang hilang dari ibu.. Terlebih melihat kalian sekarang sudah memiliki hidup yang lebih baik. Lebih dari yang bisa ibu pikirkan bahkan sudah saya lihat, sudah saya rasakan.... mana pernah terpikir kelima anak saya bakal begini. Dari si nomor satu saya dah punya cucu tiga.. Si nomor dua sudah merantau ke banjarmasin.. Kau ke m.. mana itu, plores..

Saya: Maumere mak...
Ibu saya: nah itu, kau ke Maumere... Entah kapan si nomor empat ini bisa sukses... (sambil melirik ke adik saya, yang di balas "mutung-mutung bercampur senyum nakal" adik saya...) dan ni si bungsu ini, dah kelas dua es em pe.. Dah lebih dari mama tingginya....
Saya: -terus mendengarkan kata-kata ibu saya-
Ibu saya: Kalau dulu orang bisa berkata macam-macam, sekarang sudah tidak lagi... Ibu masih ingat dulu waktu kalian memijiti ibu (ternyata saudara saya juga ikut memijiti ibu saya waktu itu), waktu itu kau (saya) memijiti kaki kiri ibumu. Kalau mengingatnya saya jadi tertawa...

Saya: kenapa mak..?
Ibu saya: gimana tidak, kau memijiti kaki kiri ibu sambil menangis...
Saya: Lha iyalah Mak....
Ibu saya: Sambil berdoa kau, bilang gini, "Hwaaaa <--nih bunyi tangisan saya---> hwaaaa..... Tuhannn.. molo ala ni takkangku do asa songonon umakkon, sala ma au Tuhan... hwaaaa hwaaaa,..... pamalum ma umakkon...!" (Tuhan, jika karena kebandalanku ibu saya jadi begini, salahlah saya, sembuhkanlah ibu saya) Gara-gara itu emak jadi menahan tawa...
Saya: redface hahahahaha
--------------------------------

Back to dream.....
Mungkin berbeda dengan beberapa orang yang mengawali mimpinya dengan hal-hal yang menggembirakan, dalam kondisi yang mendukung dan dalam keadaan yang supportif. Tapi bagi saya, kemiskinan, keterbatasan, kesusahan (bila tidak cocok disebut derita) itulah yang awalnya membuat saya bermimpi. Bermimpi memiliki kehidupan yang baik. Bermimpi bahwa kehidupan tak sesempit hanya-di-kampung-ini. Bermimpi ada kesempatan besar yang menanti saya sebagai batu pijakan untuk mewujudkan mimpi saya itu. Kehidupan yang lebih baik....

Dan syukur, saya bukan type orang yang takut bermimpi.... walau kadang takut menceritakan impiannya kepada orang lain...! Hehehehe

Lambat laun, mimpi saya mulai menunjukkan wujudnya, dan terus merangkak, melangkah dan kadang-kadang berlari ke arah yang lebih baik. Kearah yang bahkan saya sendiri tak mampu memikirkannya. Tapi melebihi apa yang bisa saya pikirkan, itu yang saya dapatkan. Tentunya semua itu dari DIA.


So,
Do i believe in dreams?
How about you?





PS:
Saya tak akan pernah menyalahkan orang-orang yang berkata dan berbuat buruk terhadap saya. Karena saya memang tidak berhak mengatur apa yang harus dikatakan orang lain tentang saya. Tapi saya punya hak sepenuhnya menentukan bagaimana sikap saya terhadap mereka. Dan saya memilih tetap mengasihi mereka.....
-dipelajari dari ibu saya-

20 comments:

Lisha Boneth said...

mimpi saya buanyaaakkkkk....

tapi blom ada yang terwujud seperti mimpimu, ndit *duh ini penggalan nama yang aneh :D

tappiiii masiiihh semangaatttt untuk meraihnya..

krna kata orang bijak, semua berawal dari mimpi..

asala jangan jadi si malang pemimpi ajahhh... hehehe

Anonymous said...

Mimpi saya sederhana aja: Saya ingin backpacking sendirian.

Saya pikir waktu itu nggak mungkin, coz orang tua saya melarang saya pergi tanpa mereka.

Sampai kemudian saya nekat mendaftar wajib kerja suka rela di Cali dan diterima. Mau nggak mau saya harus pergi meninggalkan rumah.

Ibu saya menangis karena saya pergi. Saya juga menangis, karena akhirnya, saya menemukan kebebasan backpacking yang saya impikan. :)

De said...

wah, ternyata waktu kecil nasib kita nggak jauh beda ya?
tapi berkat mimpi semua bisa berjalan dengan lebih baik.
bermimpi itu gratis lho, jadi jangan takut bermimpi yak :p

dj martha said...

bro... saya ada kasih PR di blog saya... mampir yaaa


tks

Ninda Rahadi said...

saya percaya itu juga bang..

-Gek- said...

I DO - I DO- I DO BELIEVE IN DREAMS. :)

Once in a Lifetime said...

Setuju, Bang.Daripada getir meratapi kenapa orang2 terkasih kadang menyakiti hati kita lebih baik kita meraih mimpi:)

mayank said...

sama kadang aku juga takut meceritakan mimpiku ke orang lain..
aku mulai mengejarnya dari tiarap, ngesot,*Sekarang mungkin masih dalam level ini* besok mudah-mudahan Tuhan mengijinkan bisa jongkok, merangkak, dst..sampai ada dalam genggaman...Amin..*untuk kita semua yang punya mimpi dan percaya akannya

horas!

dj martha said...

bro,

tandanya temen nya bro banyak kan? buktinya dapat PR yang sama.

ok deh have a nice day...

Isti said...

saya percaya pada kekuatan mimpi...dan sekarang pun lagi berusaha meraihnya..

bandit™perantau said...

ito lisha: mimpi dan semangat utk meraihnya kan kombinasi yang sejodoh... heheheh


Vicky: nah ini mimpi kawin dengan kesempatan... heheheh


Wiwit: ini mimpi berjodoh dengan masa lalu, dan takdir... heheheh


dj martha: ini mimpi kawin sama pemberian... hehehe, apa sihhh?

anyin: nah ini perkawinan antara mimpi dan keyakinan... :D

Gek: ini mimpi kawin dengan music atau hobby? hihihihihi


Once: ini mimpi kawin sama attitude yang bagus... :D

maiank: ini mimpi kawin sama usaha dan kerja keras...


dj martha (lagi): ini dukungan kawin sama mimpi... hehehe


Isti: ini mimpi menolak kepasrahan tanpa usaha... hehehe

aya said...

mampir sobat

quinie said...

huaaaa sayah kok ga dapet buku yang ada tandatangannya si mbok :((

bukan detikcom said...

Wah ayah sayah tuh yang mengajarkan untuk tak berhenti bermimpi. Dulu dia tukang cuci piring, merantau ke jakarta jadi pembantu rumah tangga. Akhirnya bisa sarjana dan bisa punya posisi lumayan di PNS.

ola said...

wahh
gue salut ma lo
bisa memaafkan orang yang uda membuat lo sakit hati
:D

bandit™perantau said...

aya: makasih... :D

Quinie: hihihihi


bd: heheh.. we always learn kawan...

Ola: memafkan is a joy... :D

Pitshu said...

klo g sih percaya... segala sesuatu itu berawal dari bermimpi kekeke... :) tapi + dengan usaha juga yah, jangan kerjanya mimpi doank ^^

Daysee said...

Sorry baru bisa mampir, lagi berjuang meraih mimpi juga ;)

Suka deh ma kata2 dalam Post Scribtnya. Kadang bener juga. Celaan, cacian, atau mungkin sekedar kritikan bisa lebih menyemangati kita mengejar mimpi. Tapi bagiku, semangat yang paling besar ya Cinta
(waduh, kok jd serius gini)

Tetep semangat mengejar mimpi deh..

Violet said...

artikel nya menyemangati ku. love this posting.

bandit™perantau said...

Pitshu: hehehe... klo mimpi doank kapan kewujudnya ya... hehehe


Daysee: hehehe... ya just have that love..

Violet: senang mendengarnya ito... hehehe